on Leave a Comment

Apakah Penghuni Surga Kekal Sama Seperti Tuhan Mereka?

Hadist shahih riwayat Bukhari & Muslim:
Dari Ibnu 'Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para penghuni surga masuk ke dalam surga dan para penghuni neraka memasuki neraka, kemudian berdirilah penyeru di antara keduanya seraya berseru, "Wahai penghuni neraka, tidak ada kematian bagi kalian. Wahai penghuni surga, tidak ada kematian bagi kalian. Tiap-tiap kalian akan kekal sebagaimana adanya di dalam kondisinya." (HR al-Bukhari dan Muslim & 'Abdu bin Humaid dan Ibnu Mardawah).

Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 28:
Bahwa manusia diciptakan Allah dari sesuatu yang mulanya tidak ada (mati) lalu Dia hidupkan, kemudian Dia mematikan manusia itu lalu Dia menghidupkan kembali sehingga manusia kembali kepada pencipta-Nya.

Dapat diketahui dari riwayat hadits shahih Bukhari & Muslim bahwa pada kehidupan manusia setelah mati (kembali kepada pencipta-Nya), terdapat manusia yang masuk surga dan neraka. Mereka kekal di dalamnya karena tidak ada kematian & selalu mendapatkan nikmat surga Allah. Menurut Islam, tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus.

Demikian juga para penghuni neraka, tidak akan mengalami kematian walaupun kondisinya mendapat siksa yang berat dari malaikat-Nya. Kecuali Tuhan berkehendak lain, karena Allah Maha Berkehendak, Maha Pengampun, Maha Penyanyang, walaupun ada sedikit kebaikan di dunia, Insyaa Allah akan selalu dibalas dengan surga-Nya. Wallaahu a'lam.
Read More
on 1 comment

Mengapa Islam Itu Indah?

Anak Adam yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah. Salah satu pengertian-nya bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan suci; tidak mengetahui sesuatu apapun karena belum berakal & belum berpengetahuan; tidak berdosa; tidak kafir.

Bagaimana cara-nya agar dapat mengetahui sesuatu dengan akal & pengetahuan-nya, menjaga untuk tidak memiliki dosa dan selamat dari kekafiran? Sesuai kehendak Allah yang meliputi takdir-Nya, anak manusia yang lahir akan dibimbing orang tua & lingkungan-nya untuk menggunakan akal dan pengetahuan-nya agar dapat mengetahui segala sesuatu di dunia.

Untuk mengetahui sesuatu itu baik atau buruk, mereka akan mengajarkannya untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Orang tua yang lurus akan menanamkan keimanan kepada mereka untuk menjalankan peribadatan kepada satu Tuhan agar terhindar dari dosa dan selamat dari kekafiran, karena hanya kepada Allah manusia harus menyembah dan meminta pertolongan sehingga ditunjuki-Nya jalan yang lurus.

Bagaimana cara-nya menyembah kepada satu Tuhan? Yaitu menyerahkan diri sepenuhnya untuk menjalankan ibadah kepada Allah dengan tidak mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah; tidak menyerupakan Allah dengan sesuatu; beriman bahwa Allah tidak ber-bapak & tidak ber-ibu dan juga tidak ber-anak.

Bagaimana cara-nya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah? Yaitu dengan menyempurnakan rukun iman dengan memenuhi rukun Islam. Jika manusia tetap berjalan di atas fitrah-Nya maka ia akan mendapati kesucian dalam keadaan Islam sebagai agama yang lurus.

Surat Ar-Rum Ayat 30:
(30) Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Hanya Allah Maha Mengetahui, disampaikan dalam hadits yang di-takhrij Bukhari; kadangkala manusia tidak berjalan di atas fitrah-Nya; tidak dalam keadaan Islam; berubah fitrahnya; karena kedua orang tua-nya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Oleh karena itu, untuk kembali kepada fitrah-Nya maka ia harus mengetahui dengan akal & pengetahuannya untuk membuka hati, pendengaran dan penglihatannya terhadap jalan (agama) yang lurus agar terhindar dari dosa dan selamat dari kekafiran.

Untuk membuka hati terhadap Islam, meningkatkan iman dalam Islam, harus diyakini dengan belajar Al-Qur'an & Hadits sebagai petunjuk yang harus dipedomani untuk kembali kepada fitrah-Nya; karena fitrah (Islam) itu indah.
Read More
on Leave a Comment

Jika Kamu Orang Beriman Mengapa Harus Gembira?

Balasan Allah terhadap orang-orang yang beriman sangat jelas disebut-kan pada salah satu Firman-Nya dalam surah Al-Baqarah: 25. Terjemahan ayat pada surat di-maksud adalah:

(25) Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.

Introspeksi diri adalah jalan terbaik yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah dengan umur yang selama ini dimiliki telah menjalan perintah-Nya; menjauhi larangan-Nya. Memenuhi rukun Islam adalah jalan yang benar bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir-Nya.

Orang yang beriman memiliki tanda atau ciri akan selalu diuji oleh-Nya namun cobaan-Nya tidak akan melampaui batas kemampuan mereka. Maka ber-gembiralah jika Allah memasukkannya menjadi golongan orang-orang beriman.

Dia akan membalas dengan memberi segala nikmat surga dimana mengalir di bawahnya sungai-sungai. Rezeki buah-buahan seperti di dunia namun kami yakin itu bahwa tingkatan kelezatannya beberapa kali lipat. Setiap orang beriman akan mendapatkan pasangan-pasangan hidup yang suci yang kami yakini tidak akan adanya perasasaan cemburu karena sifat-sifat tidak baik akan dihilangkan.

Apakah seorang laki-laki beriman akan mendapatkan pasangan bidadari-bidadari surga? Hanya Allah Maha Mengetahui. Itulah sedikit gambaran tentang keindahan dan kenikmatan di surga sebagai balasan terhadap orang-orang yang mengimani-Nya.
Read More
on Leave a Comment

Benarkah Api di Dunia Berasal dari Neraka Jahannam?

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Api anak adam yang kalian nyalakan adalah satu (1) bagian dari tujuh puluh (70) bagian dari api Neraka Jahanam." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, api itu saja sudah cukup." Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu lebih panas daripada api dunia ini 69 kali lipat, setiap bagiannya sama dengan panas api dunia." (HR Al-Bukhari, Muslim, Malik, dan Ahmad)

Hadist shahih Bukhari di atas menjelaskan bahwa api di dunia ini berasal dari 1 bagian dari 70 bagian api neraka jahanam. Api di dunia termasuk kejadian gunung berapi yang panasnya hanya 1/69 dari panas neraka jahanam sudah membuat kulit & tulang manusia meleleh. Itulah asal usul kejadian api dunia, sebuah gambaran nyata yang harus kita percaya agar lebih taqwa.

Oleh karena itu, mari kita berjalan dengan Qur'an & hadits, beriman dengan Islam, berserah diri hanya kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Pencipta di langit & di bumi. Jagalah & peliharalah keluarga (terutama kaum wanita) dengan doa agar dijauhkan & terhindar dari siksaan api neraka. Amin.
Read More
on Leave a Comment

Siapakah Orang Musyrik yang Menjadi Golongan Kafir?

Sebagaimana terjemahan Quran tentang Firman Allah dalam surah Al-Baqarah: 23-24 :

(23) Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
(24) Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.    

Dalam surat & ayat tersebut, Allah menantang kaum musyrikin untuk membuat surat & ayat seperti Al-Quran namun mereka tidak akan mampu. Mereka telah melampaui batas, berbuat kedzaliman yang sangat besar karena beriman kepada selain Allah dan menyembah kepada selain Allah.

Sebagai contoh, orang Islam yang beriman kepada Allah tapi meminta pertolongan & berdoa kepada selain Allah disebut musyrik karena telah berbuat syirik. Orang Islam yang mengaku ber-iman kepada Allah tapi mereka mengingkari-Nya adalah pendusta, salah satu tanda dari 3 ciri orang munafik.

Sedangkan bagi mereka tidak percaya kepada Allah dan menyembah kepada selain Allah disebut golongan kafir musyrik. Mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah; menyekutukan Allah dengan sesuatu, hukuman-nya adalah mereka akan kekal dibakar api neraka;

sebagaimana terjemahan ayat 39 surah Al-Baqarah :

(39) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Read More
on Leave a Comment

Mengapa Harus Takut Menyembah Kepada Satu Tuhan?

Keesaan & kekuasaan Tuhan adalah mutlak. Pengertian-nya dalam Islam adalah telah diperintahkan kepada manusia untuk menyembah kepada satu (1) Tuhan. Hal ini dapat dijelaskan menurut Firman Allah dalam Qur'an surah Al-Baqarah: 21-22.

Terjemahan ayat 21-22 surat Al-Baqarah :

(21) Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.
(22) (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an, cara menyembah kepada Tuhan yaitu selalu menjalankan perintah-Nya serta takut (menjauhi) segala larangan-Nya . Tidak percaya kepada Allah dan menyembah Tuhan selain Allah hukumnya haram; perbuatan syirik, dan masuk dalam golongan orang musyrik & kafir.

Oleh karena itu, janganlah menjadi seperti orang-orang yang meragu & merugi, jadilah orang yang berani menyembah kepada Tuhan yang Satu, Dia tidak ber-bapak & tidak ber-ibu dan juga tidak ber-anak. Allah Maha Pencipta, tidak ada sesuatu di alam ini yang mampu menandingi-Nya.
Read More
on Leave a Comment

Siapakah Golongan Orang Munafik Menurut Al-Quran?

Sifat munafik, entah disadari atau tidak, ada dalam diri manusia. Dalam bahasa, pengertian munafik adalah orang yang suka berpura-pura. Menurut Islam, golongan munafik yaitu orang-orang yang dimulut mereka mengaku beriman kepada Allah tapi hati mereka mengingkari-Nya.

Disebutkan 3 tanda atau ciri-ciri orang munafik yaitu: apabila berbicara berdusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya berkhianat.  Salah satu surat dalam Al-Quran yang menjelaskan golongan orang munafik adalah surah Al-Baqarah: 8 - 20. Maksud surat & ayat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Golongan munafik adalah orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.
  2. Dalam hati mereka ada penyakit hati (ragu & tidak yakin akan kebenaran) lalu Allah menambah penyakit itu dan mereka mendapat azab (hukuman) yang pedih karena berdusta.
  3. Apabila dikatakan kepada mereka untuk tidak berbuat kerusakan (melanggar nilai-nilai agama) di bumi, mereka menjawab bahwa sesungguhnya justru merekalah orang-orang yang melakukan perbaikan. Padahal merekalah yang berbuat kerusakan tetapi mereka tidak menyadari.
  4. Apabila dikatakan kepada mereka untuk beriman sebagaimana orang lain telah beriman, mereka menjawab bahwa orang yang beriman itu adalah orang-orang yang kurang akal. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal tetapi mereka tidak tahu.
  5. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka menyatakan telah beriman. Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, " Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok".
  6. Allah akan memperolok-olok mereka dan membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan. Mereka membeli kesesatan dengan petunjuk, maka perdagangan mereka tidak akan beruntung dan tidak akan mendapat petunjuk.
   Perumpamaan bagi orang munafik :
  1. Mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkannya dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu, dan buta sehingga mereka tidak dapat kembali.
  2. Mereka seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya (menghindari) suara petir itu karena mereka takut mati.
  3. Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Read More
Powered by Blogger.